Rabu, 12 Agustus 2015

Pengalaman hidup yang menginspirasi

Insyaallah saya ingin membagi pengalaman baru melalui tulisan ini. Memang sulit sekali ketika ingin menulis ketika tidak ada bahan yang ingin ditulis. (lawas..) olehkarena itu sekarang saya ingin bercerita tentang pengalaman saya hari ini.

Dalam targetan hidup saya, tahun ke-2 saya menjadi mahasiswa ini adalah saya ingin memfokuskan ke lomba – lomba dan bisnis, insyaallah.. selain kuliah tentunya. Miris sekali ketika ada seseorang bisa lebih berkembang dari diri saya sekarang ini. Poinnya dia lebih bisa bermanfaat bagi orang banyak. Investasi dengan Allah sangat banyak.

Contohnya si A melanjutkan kuliah diluar negeri. Disana dia bisa mendapatkan beasiswa penuh. Seperti kita ketahui jika ingin mendapatkan beasiswa penuh kita harus bisa mempunyai kapasitas yang penuh, (pastilah!) mana ada orang yang mau memberikan beasiswa kepada orang yang biasa aja. Iya kan? Kapasitas yang saya maksud itu adalah dia adalah seorang yang lebih dari orang biasanya. Ketika mendapatkan beasiswa penuh di korea, setelah sampai disana peraturanya harus bisa bahasa korea. Dikasih waktu 6 bulan untuk mempelajarinya. Atau dinegara – negara eropapun. Kalau orang yang tidak mempunyai kapasitas pasti gak mungkin bisa mempelajari it. Betul gak?

Selama si A itu tinggal dinegara korea yang membiayai semuanya pasti si A mempunyai pengalaman baru yang tidak mungkin kita dapatkan di negeri tercinta ini. Sesuai dengan hadis “orang yang berilmu dan berakhlak dianjurkan untuk meningglkan kampung halamannya untuk mencari Ilmu – ilmu Allah yang tersebar luas dan akan dijanjikan bertemu keluarga baru” paling tidak begitu bunyinya. Itu sudah saya modifikasi. Hehe. (lupa gimana bunyi seharusnya). Jadi maksudnya kenapa harus orang yang berilmu dan berakhalak yang dijanjikan, karena kedua sifat orang berilmu dan berakhlak adalah orang itu bisa menempatkan diri ketika itu lingkungan yang baik atau lingkungan yang buruk. Dia bisa memilih mana yang seharusnya dia pilih.

Dan ketika si A sudah memilih lingkungan yang baik di Negara lain. Maka mindset dia akan membuat suatu karya yang bermanfaat bagi lingkungan baru yang dia tempati. Kenapa saya yakin akan hal itu? Bisa dikatakan sudah banyak pengalaman orang yang pergi keluar negeri (karena beasiswa) untuk besekolah dan menimba ilmu, dia memberikan kontribusi lebih untuk membalas semua hal yang sudah diberikannya padanya. Orang yang berilmu dan berakhlak dalam mindset mereka sudah tertanam hal itu. Kontribusi untuk umat! Kapan lagi bisa melakukan hal itu saat di negeri orang? Hehe. Simpelnya aja. Membawa nama baik INDONESIA tercinta ini dimata dunia. Menunjukkan sikap yang baik dan berdedikasi tinggi. Optimis sekali! (semoga saya bisa menyusul menjadi orang seperti itu) amien amien..

Ketika mendapatkan pengalaman baru dari negeri korea itu pasti akan dibagikan kepada yang lain paling tidak ke orang terdekatnya. Betul gak? Sekarang sudah banyak media yang bisa dimanfaatkan untuk jarak jauh. Internet bisa, hp bisa, suratpun juga bisa. Tidak ada yang bisa menghalangi. Paling – paling yang akan menghalangi ketika tidak punya uang untuk internet, (oh gak mungkin, dikampus pasti ada akses untuk internet) tidak punya uang untuk telepon, atau bahkan untuk mengirim surat. Memang banyak yang akan menghalangi karena dunia ini tidak sak’klek. Tapi masih banyak kemungkinan juga kalau kita berusaha keras untuk mendapatkannya.

Kembali ke laptop. Real, ini sudah saya dapatkan manfatnya. Manfaat dari orang yang sedang kuliah diluar negeri. Dan dia memberikan kontribusinya dengan menulis. Dia mengeluarkan sebuah buku yang membuat semua orang terinspirasi setelah membacanya. Benar… saya merasakan manfaatnya. Apalagi ini lagi musim liburan. Loh kok gak nyambung? Nyambung!

Masa liburan semester yang panjang ini sangat melelahkan. Loh kok melelahkan? Jalas lah, coba kalo lagi gak punya uang, gak punya akses internet, gak punya aktifitas yang berarti, sehari – hari pekerjaanya hanya makan, tidur, solat, baca al – quran, kamar mandi, tv… mana bisa produktif gitu. Curhat ini ceritanya. Tapi itu dulu.. sekarang saya sudah beda. Hehe.. efek buku itu.

Kalo boleh bercerita, saat liburan semester 1 dan liburan mau masuk kuliah tepatnya setelah lulus SMA, liburan itu sangat panjang. Tak terhitung. Sampai – sampai hanya bisa membesarkan tubuh (gak penting). Salah saya, saat itu sangat tidak produktif. Tidak bermanfaat bagi orang banyak. Yang masih melekat di otak saya saat liburan semester 1. Pengangguran seorang mahasiswa yang bernama Azimah. Haha.. baru  merasakan kalau saya itu seperti seorang sampah. Tidak berguna. (maf bahasanya keras) tetapi memang begitu kenyataanya.

Kembali ke laptop. Saya belajar banyak dari buku itu. Buku itu sangat menginspirasi saya. Selama liburan saya merasa bersemangat. Tidak seperti Liburan yang lalu. Tapi kenapa bisa saya  bisa segampang itu untuk percaya kepada penulis itu? Kenapa coba? Karena dia menunjukkan gambar – gambar berupa foto – foto. Jadi otak saya menerima dengan baik. Apalagi foto – foto yang menunjukkan gedung – gedung aksen islam. Gak nyambung! Hehehe

Yang jelas saya harus seperti dia. Dan saya harus lebih berusaha keras untuk mendapatkan itu. Semoga Allah mendengar dan semoga seisi alam ini mendengar. Amin.. amin..
Sebelum tidur bahkan setelah tidurpun saya selalu memikirkan dan merumuskan sesuatu yang akan bermanfaat bagi diri saya dan bagi orang lain. Tentu saja dengan tindakan. Tidak hanya dengan merenung doing. Nanti kalo ada yang protes dengan stetment ini saya bisa sangkal. Rumusan saya tidak akan saya publish kesemua orang. Gak tau lagi kalo keceplosan. Semoga tidak. Amin!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar